Percetakan kain tradisional Kyoto sambut teknik digital

Okt 21, 2018Printer & Pemindai, Tekstil

Studio-studio kain Kyoto sejak dulu setia pada metode cetak tradisional. Namun, dua studio baru-baru ini menambahkan cetak digital ke dalam proses kerjanya.

Kyoto, kota tua yang dahulu menjadi ibu kota Jepang, telah sejak lama menjadi lambang keindahan desain tanpa cela: kuil-kuil berwarna emas, taman-taman yang ditata apik, dan kerajinan wastra dapat ditemukan menghiasi seisi kota.

Percetakan kain adalah bisnis besar di Kyoto. Baru-baru ini, teknologi dan tradisi bertemu, yaitu saat produk terbaru perkembangan mesin cetak tekstil bernama Monna Lisa Evo diadopsi sebagai mesin cetak premium untuk bisnis tekstil Kyoto.

Sebagai salah satu usaha tekstil, Biken Textiles terkenal dengan standar tinggi yang diterapkannya pada seni wastra. Studionya di Kyoto menggunakan baik metode analog tradisional maupun cetak digital canggih untuk beragam jenis kain yang diproduksinya.

Contoh kain hasil cetak dari Biken Textiles

“Keputusan saya terutama dilatari oleh pewarnaan tinta berkualitas tinggi. Tinta Epson mampu menghasilkan warna alami yang nyaris sempurna, termasuk saat diaplikasikan pada bahan berserat sintetis seperti polyster,” kata CEO Hidehiro Hirakoshi.

Dulu, salah satu tantangan utama para perancang di Biken adalah mendapatkan hasil cetak yang bisa menampilkan warna persis sama untuk pola-pola rumit yang mereka buat dan terapkan pada macam-macam jenis kain: katun, polyester, dan kain sintetis lain.

Namun, menurut Hirakoshi, “dengan tinta Monna Lisa, kesamaan warna bisa dicapai lepas dari jenis kain yang digunakan.”

Kain hasil cetak dari Leaf

Sementara itu, di tempat lain di Kyoto, terdapat Leaf—studio yang menyaksikan perubahan besar tren pasar dalam beberapa tahun terakhir dari produksi massal ke produksi yang lebih beragam dengan skala lebih kecil.

“Kami memilih Monna Lisa Evo karena secara global mesin ini diakui mampu bekerja dengan cepat dan memberikan kami fleksibilitas dalam menjawab tren pasar sekaligus mengoptimalkan penjualan,” kata juru bicara Leaf.

Tim di Leaf sebelumnya harus menghabiskan banyak waktu membuat plat secara manual, dengan tangan, untuk kain mereka. Setelah menggunakan Monna Lisa Evo, pembuatan plat kini jadi masa lalu dan waktu serta uang pun dapat dihemat.

Mesin cetak tekstil Monna Lisa dari Epson

Dikembangkan bersama-sama oleh Epson dan perusahaan Robustelli dari Italia, mesin cetak tekstil inkjet Monna Lisa menggunakan teknik pewarnaan khusus untuk memindahkan desain ke kain. Kain kemudian diolah menjadi pakaian, dasi, ataupun syal oleh produsen pakaian, lalu dijual.

Epson pertama kali memasuki pasar cetak tekstil pada tahun 2003, yaitu saat mengembangkan teknologinya bersama Robustelli, produsen mesin cetak terdepan Italia. Keduanya membuat The Monna Lisa yang dirancang berdasarkan teknologi inkjet Micro Piezo milik Epson.

Gabung dengan Media Sosial kami

Share This