Bagaimana Robot Epson Merevolusi Proses Perakitan – Studi Kasus Robotik Di Singapura

Apr 2, 2019Robot

Banyak orang mungkin belum tahu bahwa robot sangat menguntungkan untuk pelaku usaha. Lihatlah pengalaman Pocket Technology.

Menggunakan hanya sepuluh robot Epson, perusahaan UKM asal Singapura ini mampu meningkatkan kapasitas produksinya tiga kali lipat sekaligus menurunkan tingkat kesalahan dan mendorong kualitas dan kuantitas hasil produksinya secara keseluruhan. Bisa dibilang, semua ini dicapai dalam semalam.

Dipimpin oleh Jeffrey Ong, Pocket Technology memproduksi kemasan untuk industri elektronik dan, menggunakan robot Epson N2 dan Epson G Series, membangun mesin untuk membantu perusahaan mengotomasi lini produksinya sendiri.

“Kami tahu robot adalah masa depan,” kata Ong mengenai keputusan perusahaannya menggunakan teknologi robotik pada tahun 2015.

“Jika tidak membuat keputusan itu, kami pasti menghadapi tantangan besar sekarang.”

Sebab, di satu sisi, belum banyak tenaga terampil di bidang robotik, dan di sisi lain pemerintah Singapura membatasi jumlah tenaga asing yang dapat dipekerjakan oleh suatu perusahaan.

Untunglah, permasalahan tersebut dapat dijawab oleh robot dari Epson.

Dibantu sepuluh unit robot Epson, Pocket Technology berhasil mengatasi masalah kekurangan tenaga kerja sekaligus meningkatkan standar dan kapasitas produksinya. Dengan kapasitas produksi yang lebih tinggi, Pocket Technology pun dapat menangani volume pekerjaan yang lebih banyak sehingga pendapatan dan pertumbuhan usaha naik signifikan.

Selain itu, robot Epson tidak menelan biaya yang terlalu tinggi—Ong mengadakan robot secara bertahap; lini produksi pun hanya perlu penyesuaian minor untuk bisa mengakomodasi kehadiran teknologi baru. Ukuran robot tidak besar dan robot dapat dengan mudah dipindah-pindahkan, sehingga kian mudah ditempatkan di area produksi tanpa perlu perombakan besar-besaran.

Robot bertugas menaruh tutup surface-mount ke konektor kemudian meletakkan konektor yang sudah bertutup pada pita timbul. Pekerjaan ini butuh ketelitian, namun robot Epson N2 dan Epson G Series dapat melakukannya berkat kemampuan super yang memungkinkan mereka mengerjakan tugas rumit dengan cepat.

Robot N2, misalnya, dilengkapi teknologi lengan yang bisa dilipat sehingga membutuhkan ruang 40% lebih sedikit dibandingkan robot enam sumbu. Dengan kemampuan gerak tinggi menyerupai lengan manusia yang bersendi dua, robot bisa melipat lengan dan berputar 1800, berpindah dari satu titik ke titik lain dengan ketepatan seperti sinar laser, dan secara otomatis menghindari hambatan apapun di jalur mereka. Rangkaian produksi dengan serangkaian pekerjaan kompleks pun bisa dilakukan di ruang yang relatif sempit.

Menurut Ong, ia membeli robot-robot tersebut begitu mereka diluncurkan di Singapura—Ong menolak menunggu lebih lama untuk bisa menikmati manfaat robot untuk tingkat produktivitas.

“Tangan mereka seperti tangan kung fu, bergerak membentuk sudut yang pasti sulit ditiru manusia—terutama yang berusia lebih tua—dan bergerak dengan presisi tinggi,” Ong tertawa saat menjelaskan. “Robot-robot itu betul-betul mengagumkan, dibuat untuk pasar khusus bagi bisnis dengan ruang terbatas.”

Secara spesifik, robot N2 mampu beroperasi di area sekecil 600mm x 600mm sehingga dapat dengan mudah ditempatkan di berbagai lini perakitan dengan hanya perubahan kecil pada tata letak area kerja. Robot pun cukup fleksibel sehingga bisa merakit beberapa produk berbeda menggunakan lini yang sama.

Robot juga dilengkapi dengan Epson Vision Guide—sistem canggih penglihatan mesin yang membuat robot bisa mengenali warna dan bentuk benda, serta mengangkat kembali benda yang jatuh atau keliru tempat. Kemampuan ini menambah nilai fleksibilitas dan kecerdasan robot.

“Biaya pengadaan (instalasi) mereka juga jauh lebih rendah dari yang awalnya saya perkirakan dan, meski punya kemampuan canggih, robot sangat mudah digunakan,” tambah Ong, merujuk pada fakta bahwa tidak diperlukan kemampuan pemrograman tingkat tinggi untuk bisa menggunakan robot.

 “Karyawan yang ditugaskan mengawasi robot tadinya tidak tahu apa-apa soal coding. Tetapi, ia bisa belajar menggunakan robot dengan mudah, terlebih setelah Epson datang dan memberikan pelatihan.”

Sifat robot yang ramah pengguna adalah manfaat besar bagi perusahaan kecil seperti Pocket, yang karyawannya berjumlah hanya ratusan dan tersebar di beberapa negara. Menemukan karyawan dengan kemampuan pemrograman tidak gampang. Dengan memproduksi robot yang mudah diprogram, Epson memberi kesempatan bagi UKM menggunakan tenaga robot dengan sederhana dan biaya terjangkau.

Saat ini, fasilitas produksi Pocket Technology di Suzho, Tiongkok punya kapasitas memproduksi 5 juta komponen per hari—kapasitas yang dicapai berkat investasi pada teknologi robotik. Selain mengangkat produktivitas, robot juga membangu menaikkan kemampuan karyawan dan membuka peluang bisnis bar.

Di lingkup perusahaan, peluang yang sama juga terbuka. Kini, tersedia jalan bagi Pocket Technology untuk berekspansi membangun dan memprogram robot Epson untuk pelanggannya sendiri—di sini, perusahaan berperan sebagai integrator sistem.

“Kami sangat bersemangat,” kata Ong. “Dengan mengadakan robot Epson, kami kini mampu berekspansi membuat measin dan memasuki dunia aviasi yang menarik sebagai systems integrator. Bersama robot, kami bisa memperluas proses produksi dan mengerjakan beberapa aspek perakitan dari klien. Kami sudah menjadi System Integrator untuk Epson, menyediakan konsultasi solusi otomasi kepada pelanggan dari beragam industri mulai dari aviasi hingga alat kesehatan.”

“Kami telah membangun landasan yang amat solid. Saya mempertimbangkan berinvestasi lebih banyak pada otomasi dan robot, dan bersemangat sekali membayangkan berbagai kemungkinan yang ada. Dengan produk inovatif seperti Epson VT6 yang akan diluncurkan dan dukungan erat dari tim Epson, saya percaya kami bisa terus memupuk keberhasilan dan memberikan produk serta layanan yang lebih baik lagi untuk klien kami dalam bulan dan tahun-tahun mendatang.”

Gabung dengan Media Sosial kami

Share This