Mencetak Realisme Bersama Kristupa Saragih

Okt 4, 2018Artikel Fitur, Photo, Printer & Pemindai

Kami mewawancarai para fotografer profesional untuk mengetahui cerita di balik hasil cetak terbaik dan sumber inspirasi mereka.

“Eksistensi sebagai fotografer terbukti saat karya kita dicetak untuk dipamerkan.”

Dilatarbelakangi kecintaan pada fotografi, Kristupa membangun karier yang sukses dan mendirikan fotografer.net. Dengan 539.000 anggota terdaftar, situs ini telah menjadi komunitas daring fotografi terbesar di Asia Tenggara.

Baru-baru ini, kami menemuinya untuk mengetahui cara terbaik menurut Kristupa untuk menampilkan karya. Menurutnya, ia terdorong mencetak karya karena hasil cetak baginya memberikan dampak lebih mendalam bagi penikmat foto ketimbang gambar di layar.

“Dengan hasil cetak, kita bisa meneliti detail foto dengan lebih baik dan menggali emosi di dalam sebuah karya. Layar komputer sebesar apapun pasti ada batasan ukuran, tetapi dalam mencetak kita bisa memilih ukuran sebesar yang kita inginkan.”

Sebagai pendiri komunitas yang terus bertumbuh ini, Kristupa melihat bahwa para anggota senang jika karya mereka dikagumi. “Setiap kali fotografer.net menyelenggarakan pameran foto,” ungkapnya, “peserta menunjukkan betapa mereka peduli pada karyanya dengan menyerahkan hasil cetak foto.”

Menurutnya, ia berusaha memberi pengaruh sebaik mungkin pada komunitas dan mendorong para anggota mencari cara lebih baik untuk menampilkan karya.

“Menyimpan foto di dalam komputer tidak akan menjadikan mereka fotografer yang lebih baik. Saya selalu mendorong penerbitan dan pameran karya sekaligus apresiasi terhadap karya-karya itu.”

Kristupa bercerita bahwa ia mulai menggeluti fotografi saat SMA. “Awalnya saya ikut kegiatan ekstrakurikuler. Saya juga direkrut sebagai reporter untuk majalah nasional meski masih bersekolah dan hal ini mendorong saya mendalami fotografi dengan lebih serius untuk penugasan yang hanya memerlukan satu orang.”

Sebagai reporter, ujarnya, ia gemar meliput acara musik dan gaya hidup serta mereka menanti-nanti karyanya diterbitkan—terutama jika karyanyalah yang dipilih redaksi majalah untuk tampil di halaman sampul. Dengan berjalan waktu, ia lantas lebih sering ditugaskan meliput acara-acara otomotif, seperti kejuaraan motocross, reli, dan offroad 4×4.

Ia mengaku bangga pernah menjadi juara dalam berbagai kompetisi foto. Pengalaman ini menjadi langkah awalnya merintis karier semi-profesional saat masih berkuliah.

Meski menikmati pekerjaan resmi pertamanya sebagai ahli rekayasa, ia memutuskan berhenti dan memilih untuk memulai bisnis fotografi pada tahun 2002 dengan bidang usaha yang mencakup seluruh aspek fotografi.

Ia bertindak sebagai konsultan, mentor dalam berbagai seminar & lokakarya, penyelenggara kompetisi foto, penyelenggara photo trip, buzzer di media sosial, pengumpul stock photo, dan penerbit majalah fotografi.

Ia merasa latar belakangnya di fotografi alam banyak mengajarkan soal pengambilan keputusan di situasi genting sekaligus bersikap objektif dan tetap mementingkan hasil.

Kristupa menunjukkan bahwa karyanya memiliki kontras yang kaya dan menampilkan baik subjek alami dan yang diarahkan. Baginya, fotografi adalah cara berkomunikasi visual sementara konten foto bisa berupa apa saja.

Ia juga percaya ia ditakdirkan menjadi fotografer. Fotografi memberikannya “lensa untuk melihat dunia dari berbagai sudut pandang.”

Kristupa juga menyatakan bahwa, “Diri kita sebagai fotografer dibuktikan saat karya kita dicetak untuk dipamerkan.”

Kristupa sangat hati-hati memilih kamera dan peralatan lain untuk ia gunakan. Ia juga memilih Epson karena “Epson mengerti kebutuhan fotografer.”

Ia secara khusus menyukai Epson SureColor SC-P607.

Menurutnya, “Warna yang dihasilkan sesuai dengan kebutuhan saya. Saya juga bisa mencetak nirkabel, cukup menggunakan ponsel pintar, dan kecepatan kerja mesin dapat menghemat waktu.”

Singkat kata, “Sebuah hasil cetak merupakan representasi yang paling realistis dari sebuah citra dan satu-satunya medium yang sungguh-sungguh nyata dan aktual. Hasil cetak adalah cara terbaik untuk menilai suatu karya. Suatu citra belum benar-benar selesai sampai ia dituangkan dalam bentuk cetak.”

Gabung dengan Media Sosial kami

Share This